
Membedah Metode Konservasi Cagar Budaya ( Bagian kedua - Seri Konservasi #4)
Hallo, Sobat Millennial! Jumpa lagi dengan Jeka, si konservator kita!! Nah, pada Bulan Januari 2020 lalu, kita sudah membahas mengenai metode...
berita
25 Mei 2021
Bagikan
Balai Pelestaian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) sedang melakukan kegiatan studi teknis guna mempersiapkan pemugaran Candi Perwara Deret I No. 5 yang ada Kompleks Candi Prambanan. Saat ini kondisi candi masih runtuh. Hanya sebagian saja batu-batu penyusunnya yang masih tertata. Jika hasil studi teknis mencapai target, maka pemugaran candi ini akan dilaksanakan pada 2023 dan menjadi Candi Perwara keenam yang dipugar.
Studi
Teknis Candi Perwara Deret I No. 5 sudah dimulai sejak 9 Maret 2021. Rencananya
akan berlangsung selama 120 hari atau hingga 6 September 2021 mendatang.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Unit Candi Prambanan, BPCB DIY. Kegiatan ini
bertujuan mengumpulkan data arkeologis berupa komponen batu-batu penyusun Candi
Perwara Deret I No. 5 dan menentukan metode pemugarannya.
Kondisi
fisik Candi Perwara Deret I No. 5 sekarang
hanya sebatas pada bagian bawah atau kaki candi saja. Untuk itu perlu
melakukan pengumpulan batu-batu penyusunnya secara menyeluruh agar dapat
dipugar. Pengumpulan batu dilakukan dengan dua cara. Pertama, mencari komponen
batu candi yang sudah runtuh. Tujuan dari kegiatan ini untuk menemukan kembali
batu-batu candi yang sudah rubuh kemudian dipasang lagi ke posisinya semula.
Bagian-bagian candi yang masih harus dilengkapi komponen batu-batu penyusunnya
antara lain bagian
atap, sungkup, dinding dan bilik.
Kedua, membongkar komponen batu candi yang masih tersusun. Sebelum dibongkar, komponen batu diregistrasi terlebih dahulu dengan diberi tanda berupa simbol-simbol tertentu pada setiap batu dengan menggunakan cairan berwarna yang aman bagi batu. Pembongkaran dimulai dari lapisan paling atas ke bawah.
Batu-batu yang berhasil dikumpulkan
dari kegiatan pencarian dan pembongkaran, selanjutnya dibawa ke tempat
penampungan batu. Di sana batu-batu tersebut direkonstruksi ulang atau dalam
istilah teknis pemugaran candi disebut anastilosis (susunan percobaan). Tujuan
anastilosis yakni untuk mengetahui bentuk asli bagian-bagian dari Candi Perwara
Deret I No.5. Setelah bentuk aslinya diketahui, batu-batu dibongkar lagi. Tahap
selanjutnya yaitu pemugaran, menata kembali komponen batu-batu penyusun candi
di lokasi aslinya dan sesuai dengan bentuk, bahan dan teknik pengerjaan aslinya.
Berdasarkan keterangan dari Ketua Unit Candi Prambanan-BPCB DIY, Yudistiro Tri Nugroho, dari kegiatan studi teknis ini juga diperoleh informasi bahwa dahulu sudah ada upaya untuk memugar Candi Perwara Deret I No.5. Hal tersebut didasari atas ditemukannya mortar bligon sebagai lapisan perkuatan antara lapisan batu bagian luar (kulit) dengan batu bagian dalam (isian). “Diperkirakan dahulu sudah ada usaha memugar candi ini. Namun, sebatas pada lapis tubuh kaki atau lapis enam dan sebagian tangga masuk candi. Informasi ini didukung dengan dokumen berupa foto-foto lama sekitar tahun 1950-an. Pemugaran dilakukan oleh Jawatan Purbakala yang kemudian menjadi Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional pada masa itu,” kata Yudistiro, yang juga sebagai arkeolog.
Tidak
semua komponen batu-batu asli penyusun Candi Perwara Deret I No.5 dapat
ditemukan dalam kegiatan studi teknis. Beberapa di antaranya sudah hilang. Untuk
mengganti batu-batu asli yang hilang, maka diganti dengan batu-batu baru dari
jenis batu tufa.
Batu-batu
baru ini berfungsi sebagai batu pengganti dari batu-batu asli untuk melengkapi komponen
batu-batu penyusun candi saat direkonstruksi ulang. Apabila suatu saat batu-batu
asli sudah ditemukan, maka batu-batu baru diambil dan diganti dengan batu yang
asli. Penambahan batu-batu baru dalam pemugaran candi juga dilakukan untuk
mengganti batu-batu asli yang sudah rusak dan tidak mungkin untuk disusun
kembali.
Kegiatan
studi teknis merupakan tindak lanjut dari kegiatan studi kelayakan yang
dilakukan BPCB DIY pada 2019-2020. Hasil kegiatan ini berupa rekomendasi yang
menyatakan kalau Candi Perwara Deret I No.5 layak untuk dipugar.
Candi
Perwara Keenam
Jumlah Candi Perwara di Kompleks Candi Prambanan ada 224 buah yang disusun dalam 4 deret. Deret pertama 68 buah, deret kedua 60 buah, deret ketiga 52 buah, dan deret keempat 44 buah. Sebagian besar kondisinya runtuh. Candi Perwara Deret I No. 5 terletak di Halaman II, tepatnya di sisi tenggara. Jika candi ini berhasil dipugar, maka akan menjadi Candi Perwara keenam yang berhasil didirikan kembali.
Kini ada lima buah Candi Perwara
yang sudah dipugar. Dua buah Candi Perwara dipugar pada masa Hindia Belanda
yaitu Candi Perwara Sudut Deret I No.39 timur laut dan Candi Perwara Deret II
No.1 sisi timur. Keduanya dipugar tahun 1937. Tiga buah Candi Perwara lainnya
berhasil dipugar oleh BPCB DIY yaitu Candi Perwara Deret I No. 43 (dipugar
tahun 2015, Candi Perwara Deret II No.35 (dipugar tahun 2017) dan Candi Perwara
Deret II No.14 (dipugar tahun 2019).
Teks:
Ferry Ardiyanto (Pamong Budaya Ahli Pertama - BPCB DIY)
Foto: Prasetyo Edi P. (Pamong Budaya Pelaksana – BPCB DIY)
Hallo, Sobat Millennial! Jumpa lagi dengan Jeka, si konservator kita!! Nah, pada Bulan Januari 2020 lalu, kita sudah membahas mengenai metode...
Siaran Radio kali ini menghadirkan tema tentang Penilaian Bangunan yang akan menerima kompensasi pelindungan cagar budaya. Kegiatan ini merupakan...
Struktur batu kuno yang ditemukan warga Dusun Pereng, Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman pada 21 Februari 2021, diteliti lebih lanjut oleh Balai...
Setiap tanggal 18 April diperingati sebagai Hari Warisan Dunia atau International Day for Monument and Sites. Peringatan hari tersebut ditetapkan...
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BPCB DIY) melalui Tim Unit Penyelamatan dan Pengamanan melakukan peninjauan...
Kapanewon Temon merupakan salah satu Kapanewon yang berada di Kabupaten Kulon Progo. Tahun 2021 ini, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi...